Rabu, 16 Oktober 2013

TULISAN 2

Jenis Paragraf     : Narasi
 
                               Kebun  Raya Bogor

     Kebun Raya Bogor memang memiliki keindahan eksotis yang membuat wisatawan dalam negeri maupun asing ramai berkunjung. Tetapi dibalik keindahannya terdapat juga mitos-mitos yang beredar dimasyarakat, yaitu tentang jembatan merah yang dikabarkan tidak boleh dilewati oleh sepasang kekasih, jika jembatan tersebut dilewati oleh sepasang kekasih maka kedua orang yang sedang menjalin kasih tersebut akan putus atau tidak lagi menjadi sepasang kekasih.Namun hal ini masih jadi perbincangan saja, ada yang mempercayai ada juga yang tidak.

     Udara dikawasan kebun ini pun tidak kalah sejuknya dengan ditempat lain. Tumbuh-tumbuhan besar ini sangat membawa dampak positive bagi kesejahteraan pengunjung. Ditambah lagi dengan adanya danau hijau yang ditumbuhi bunga-bunga, karena pemandangan seperti ini sudah jarang didapatkan apalagi di daerah perkotaan.

     Salah satu daya tarik wisatawan dalam berkunjung ke Kebun Raya ini adalah adanya Bunga Bangkai yang disebut Amorphophallus Titanium. Bunga bangkai jenis ini termasuk bunga yang langka karena jumlahnya yang sangat sedikit dan pertumbuhannya yang sangat jarang.

     Suasana kebun yang di penuhi dengan tumbuh-tumbuhan besar yang hidup ratusan bahkan ribuan tahun ini juga sangat menarik para pengunjung, karena walaupun hidupnya sudah ratusan bahkan ribuan tahun tumbuh-tumbuhan besar ini masih tetap berdiri kokoh. Tidak sedikit juga yang memanfaatkan keindahan atau keunikan tumbuh-tumbuhan ini untuk dijadikan objek pemotretan.

     Namun dengan demikian masih sedikit rasa kepedulian masyarakat atau pengunjung untuk menjaga kebersihan lingkungan kebun ini. Masih ada saja orang yang membuang sampah dengan sembarangan padahal tempat sampah pun sudah disediakan oleh pihak yang mengelola tempat ini.

TULISAN 1

Jenis Paragraf        : Deskripsi

                                                 Kebun Raya Bogor

     Kebun Raya Bogor didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Gubernur Jendral Godert Alexander Gerard Philip Van De Capellen dengan nama Land’s Plantentuin Te Buitenzorg.  Salah satu tempat wisata ini terletak di Jl. Ir. H. Juanda No 13 Bogor Kota, Jawa Barat, Indonesia.

     Luas area Kebun Raya Bogor ini sekitar 87 hektar yang memiliki koleksi tumbuhan sebanyak 13.697 spesimen, yang dikelompokkan ke dalam 3.441 jenis, 1.265 marga, dan 220 keluarga.

    Harga tiket masuk Kebun Raya Bogor saat ini adalah sebesar Rp. 14.000 per orang yang berlaku mulai dari anak diatas 15 tahun sampai orang dewasa dan tiket masuk untuk pengunjung asing ataupun wisatawan manca Negara adalah sebesar Rp. 25.000. Kebun Raya Bogor ini buka dari jam 08.00 pagi s/d 17.00 sore.

    Disekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense (1844), Museum Zoologi Bogor (1894), dan Pustaka. Kebun Raya Bogor juga identik dengan Istana Bogor, tetapi sejak tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

REPRODUKSI NASKAH

Jenis Paragraf     : Ekspoisisi
Sumber Artikel    : Kompas, Jumat, 4 Oktober 2013

   PERTOLONGAN PERTAMA TEPAT CEGAH KEMATIAN

    Penyakit jantung atau serangan jantung adalah penyebab kematian terbesar di Indonesia. Secara statistik, didunia setiap dua menit sekali ada orang yang mengalami serangan jantung mendadak. Serangan jantung mendadak disebabkan oleh dua hal, yaitu jantung korner (penyumbatan pembuluh jantung) dan gangguan irama listrik jantung (aritmik).

    Sebanyak 93% kematian akibat serangan jantung adalah kematian aritmik. Serangan jantung mendadak mengakibatkan kematian aritmik berlangsung seketika  dan bisa terjadi pada siapa saja, bukan hanya yang pernah di diagnosis penyakit jantung.

    Penyebab kematian terbesar saat ini bukan lagi karena penyakit menular, melainkan penyakit yang tidak menular yang sebetulnya bisa dicegah. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Rumah Sakit Harapan Kita, Daniel PL Tobing, menyatakan pasien terkena serangan jantung memiliki peluang selamat semakin tinggi jika memperoleh penanganan yang cepat dan tepat.

   Masyarakat kita perlu tahu cara memberikan pertolongan pertama kepada pasien berupa cardiopulmonary resuscitation (CPR). CPR merupakan pertolongan pertama bagi pasien terkena serangan jantung mendadak yang menyebabkan jantung dan napas berhenti serta tidak sadarkan diri. Tiga langkahnya meliputi compression (kompresi), airway (jalan napas), dan breathing (pemberian napas).

   Sebelum memberikan pertolongan pertama, usahakan untuk mencari bantuan satu orang lagi, kemudin meminta bantuan medis secepatnya melalui telepon 118. Kompresi dada dilakukan jika nadi tidak teraba pada arteri karotis didada. Pasien dibaringkan ditempat datar dan keras. Frekuensi kompresi harus cukup cepat yaitu dalam skala 100 kali permenit. Kompresi dilakukan 30 kali, kemudian dilakukan pembukaan jalan napas dengan menengadahkan  dagu dan memberikan napas selama satu detik.

   Pemberian napas bantuan bisa dilakukan dengan metode mulut ke mulut, mulut ke hidung, dan mulut dengan kantong pernapasan. Lakukan tiupan dengan memperhatikan pergerakan dinding dada pasien.

   Pertolongan harus dilanjutkan dengan pertolongan medis. Yang paling lazim adalah kateterisasi atau pemasangan cincin untuk membuka dan memperlancar aliran darah dipembuluh jantung. Sebaiknya ini dilakukan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak serangan. Tindakan medis dalam satu jam sejak serangan memberikan peluang keselamatan 85%, dalam dua jam memberikan 60% peluang keselamatan, hingga  empat jam memberikan 20% peluang keselamatan, dan setelah enam jam peluang keselamatan 12%.

   Rendahnya pengetahuan dalam memberikan pertolongan pertama dan kelemahan infrastruktur transportasi sehingga terjadi kemacetan bisa menjadi alasan utama keterlambatan penanganan. Upayanya adalah dengan menyediakan ECG (elektrokardiogram) di ambulans. Selama perjalanan menuju rumah sakit, data ECG ditransfer dengan satelit untuk dianalisis di rumah sakit. Data ECG merupakan rekaman aktivitas listrik otot jantung yang digunakan untuk menentukan kondisi jantung pasien.